Dari Webinar AJI Tanjungpinang & HMIP UMRAH : Mahasiswa Nyatakan Sepakat Lawan Berita Bohong

AJI Tanjungpinang — Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Tanjungpinang bersama Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan (HMIP) menggelar seminar Waspada Hoax Dimasa Pandemi, Minggu (19/09/2021).

Seminar yang dilakukan melalui daring menghadirkan 3 pemateri. Diantaranya Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Kampus Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Yudhanto, Kanit lll Tipidter Satreskrim Polres Tanjungpinang, Ipda Rizki Yudianto, serta Ketua AJI Tanjungpinang, Jailani.

Antusias dalam seminar pun terlihat dari kehadiran sebanyak 147 peserta yang hadir.

Setelah masing-masing pemateri menyampaikan materinya, sesi tanya jawab pun dibuka oleh Moderator, Derlina Siregar.

Setelah itu, panitia pun menyiapkan pulsa gratis kepada 3 peserta yang berhasil menjawab pertanyaan dari nara sumber.

Ketua HMIP FISIP UMRAH, Conni menyampaikan, kegiatan ini upaya mahasiswa memberikan edukasi kepada masyarakat terhadap maraknya betita bohon pada masa pandemi saat ini.

“Untuk sampainya informasi edukasi ini, maka dari itu kami bersama AJI Tanjungpinang mengadakan kegiatan ini. Sebab dalam pengurusan AJI adalah perwakilan media-media,” ujarnya.

Conni juga menyebutkan, kegiatan ini masih berlangsung dengan lomba video yang temanya saat seminar berlangsung.

“Untuk syarat dan ketentuan, silahkan lihat dari laman instagram dan facebooknya AJI Tanjungpinang dan HMIP,” ucapnya.

Ketua AJI Tanjungpinang, Jailani menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan menjadi media literasi tentang pentingnya mendalami informasi yang didapat.

Sehingga tidak terjebak dan turut memberikan informasi yang salah. Apalagi ditengah pandemi Covid-19 sekarang. Berbagai informasi yang membuat keresahan di tengah-tengah masyarakat.

“Mahasiswa yang dikenal sebagai agen perubahan tentunya juga punya tanggungjawab moral untuk turut menyampaikan informasi yang benar”

Begitu juga AJI Kota Tanjungpinang sebagai organisasi jurnalis juga terus memperkuat kapasitas kawan-kawan jurnalis yang bergabung dalam organisasi lewat pelatihan-pelatihan cek fakta dan pelatihan jurnalisme data.

Output dari pelatihan tersebut adalah untuk menghasilkan karya jurnalistik yang profesional dan tidak membuat berita yang salah.

“Artinya kita semua harus lebih peka dalam menangkap setiap informasi. Jika memang ada informasi yang rancu, kita bisa konfirmasi kepada pihak-pihak terkait. Mengenai kebenaran informasi tersebut,” tegasnya. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *